KELUARGAKU
Disuatu desa ada sebuah keluarga bernama Pak Suri, Ibu Tini
dan 2 orang anaknya yang bernama Ana dan Ani. Mereka hidup mewah dan bahagia
bersama. Ayahnya yang seorang pengusaha sukses mempunyai penghasilan yang cukup
tinggi.
Namun suatu hari Pak suri tergiur ajakan temannya untuk
bermain judi. Hari dema hari terlewati, Pak Suri selalu pergi malam untuk
bermain judi hingga pada pagi harinya Pak Suri malas untuk bekerja, dan lama
kelamaan usaha Pak Suri makin turun dan akhirnya bangkrut, sebab ia tidak
pernah lagi mengurusi pekerjaannya.
Istrinya yang hanya ibu rumah tangga
dan tidak mempunyai pekerjaan, hanya bias berdiam diri melihat perilaku
suaminya yang berubah drastis. Dengan mati-matian Ibu Tini mencari pekerjaan untuk
menghidupi keluarganya.
Lama kelamaan Pak Suri sadar dan
akhirnya bertobat. Dia berusaha mencari pekerjaan kemana-mana, namun tidak ada
yang mau menerimanya. Setiap hari ia kena marah dari sang istri, sebab ia tidak
mempunyai pekerjaan. Hingga suatu hari ia ditawari pekerjaan oleh tetangganya
untuk menjadi penjual es keliling.
Bertahun tahun menjadi penjual es,
Pak Suri menyisihkan gajinya, lalu dia membuka lapak mie ayam kecil-kecilan
dipinggir jalan. Pak Suri hidup dengan berkecukupan. Tidak lupa Pak Suri juga
menabungkan hasil dari usahanya.
Setelah dirasa tabunganna cukup, Pak
Suri lalu menyewa kios di pasar Bintoro untuk mengembangkan usahanya. Mie ayam
buatan Pak Suri memang sangat enak. Tidak heran banyak sekali pengunjung yang datang
diwarung Pak Suri. Keluarga Pak Suri hidup tentram dan damai seperti semula.
Ibu Tinipun tidak lagi marah-marah kepada Pak Suri.
Belum genap 1 tahun ia berjualan
dipasar bintoro, tempat berjualannya hangus terbakar. Pak Suri dan istrinya
tidak bias berjualan di lapaknya dan tidak bias membuka usaha baru. Sebab
seluruh dagangan, dan uang hasil berjualan ada didalam warung, yang sekarang
sudah rata dengan tanah, dan tidak ada satupun benda/brang yang tersisa.
Pak suri menjadi pengangguran
dirumah. Hingga suatu hari dia ditawari pekerjaan menjadi sopir angkot. Pak
Suri mengambil pekerjaan itu. Penghasilannya yang sangat minim membuat Pak Suri
merasa kurang puas. Namun itu tetap ia jalani, demi istri dan kedua orang
anaknya. Tak lupa Pak Suri juga menabung.
Setelah benerapa tahun akhirnya kios tempat
berjualan mie ayam yang dulu sudah jadi. Namun masalah baru muncul, untuk
menempati kios tersebut, Pak Suri harus membayar dengan hargayang cukup tinggi.
Sedangkan tabungan Pak Suri baru 70% dari harga kios tersebut. Lalu Pak Suri
dan Ibu Tini mencari hutangan kemana-mana.
Uangnya sudah cukup untuk membayar
kios dan membeli bahan dagangan untuk berjualan. Warungnya tidak seramai
sebelumnya. Orang-orang yang dulu dipinjam uangnya, satu persatu datang untuk
menagihnya. Pak Suri bingung bagaimana caranya untuk mengembalikan
hutang-hutangnya tersebut.
Singkat cerita, berkat keja keras dan
usahanya, Pak Suri berhasil membayar hutang-hutangnya. Dan usaha mie ayamnya
semakin maju dan berkembang.
Akhirnya Pak Suri dan keluarganya
hidup dengan sangat berkecukupan dan kembali seperti awal. Dalam benaknya ia
berjanji bahwa ia tidak akan lagi bermain judi. Baginya keluarganya adalah
anugrah dati Tuhan yang paling indah.
SEKIAN